AKTIVITAS HARIAN ORANGUTAN KALIMANTAN (Pongo pygmaeus) PASCA PELEPASLIARAN DI HUTAN LINDUNG GUNUNG TARAK, KALIMANTAN BARAT

Christina E. M. Hutabarat, Ahmad Sjarmidi, Dian Rosleine
| Abstract views: 835 | PDF (Bahasa Indonesia) views: 1826

Abstract

Orangutan kalimantan (Pongo pygmaeus) pasca rehabilitasi membutuhkan waktu untuk bisa bertahan hidup di habitat aslinya setelah dilepasliarkan. Penelitian ini bertujuan untuk melihat aktivitas harian orangutan pasca rehabilitasi. Penelitian ini dilakukan di hutan Gunung Tarak, Kalimantan Barat. Pengamatan perilaku orangutan dilakukan dengan metode focal animal sampling dan instantaneous sampling per dua menit. Pengamatan dilakukan terhadap dua individu orangutan Susi dan Peni yang sudah dilepasliarkan setelah melewati masa rehabilitasi. Ada lima aktivitas harian dari dua orangutan pasca rehabilitasi yang diamati yaitu perilaku makan Susi 54% dan Peni 52%, istirahat Susi dan Peni sama yaitu 17%, traveling Susi dan Peni sama yaitu 9%, interaksi dengan manusia yaitu Susi 1,3% dan Peni 0,6%, aktivitas membangun sarang Susi dan Peni sama yaitu 1%. Berdasarkan data aktivitas harian Susi dan Peni maka dapat disimpulkan bahwa aktivitas harian Susi dan Peni tidak jauh berbeda meskipun berbeda masa pelepasliaran dan orangutan pasca pelepasliaran membutuhkan kurang lebih dua atau tiga tahun untuk bisa hidup mandiri dan bertahan hidup di habitat alaminya.

Keywords

Program pelepasliaran, Gunung Tarak, pasca rehabilitasi

References

Altman., J. (1974): Observational Study of Behavior: Sampling Methods. All Laboratory of Animal Behavior, University of Chicago, Chicago.

Buij, R., Wich, S.A., Lubis, A.H., & Sterck, E.H.M. (2002). Seasonal movements in the Sumatran orangutan (Pongo pygmaeus abelii) and consequences for conservation. Biol. Cons. 107: 83-7

Fakhrurradhi. (1998). Komposisi Pakan Orangutan Sumatera (Pongo pygmaeus abelii, Lesson 1827) di Suaq Balimbing. Taman Nasional Gunung Leuser. Skripsi Sekolah Tinggi Ilmu Kehutanan Banda Aceh.

Galdikas, B.M.F. (1978). Orangutan adaptation at Tanjung Puting reserve, Central Borneo, Ph.D, Thesis, University of California, Los Angeles, xxxvii + 361 hlm.

IUCN (2006). IUCN Red List of Threatened Species. IUCN, Gland, Switzerland and Cambridge, United Kingdom. Available from the IUCN Publications Services Unit or www.redlist.org

Mac Kinnon., J. R. (1974). The Ape Within Us, Holt, Rinehard and Wisnton, New York.

Meijaard, E., H.D. Rijksen & S.N. Kartikasari (2001). Diambang Kepunahan! Kondisi Orangutan Liar di Awal Abad ke-21, Cetakan Pertama. The Gibbon Foundation Indonesia, Jakarta, xxxi + 393 hlm.

Milton, K dan M. L. May. (1976): Body weight, diet and home range area in primates, Nature, 259: 459--462.

Noss RF, Caroll C, Vance-Borland K, & Wuerthner G. (2002). A multicriteria assessment of the irreplaceability and vulnerability of sites in the greater Yellowstone ecosystem. Conservation Biology 16:895–908. DOI:10.1046/j.1523-1739.2002.01405.x.

Primack BR, Supriatna J, Indrawan M, & Kramadibrata P. (1998). Biologi Konservasi. Yayasan Obor Indonesia. Jakarta

Roberge J.M & Angelstam P. (2004). Usefulness of the umbrella species concept as a conservation tool. Conservation Biology18:76–85. DOI: 10.1111/j.1523-1739.2004.00450.X.

Rodman, P. S. (1979). Individual Activity Patterns and the Solitary Nature of Orangutan. The Great Apes. The Benjamin Gemming Publishing Company: California

Santosa Y, Fauzan PA, & Mustari AH. (2010). Estimation of re-introduced sumatran orangutan’s (Pongo pygmaeus abelii)

nest based on nest size and colour in Bukit Tigapuluh National Park Sumatera. Media Konservasi Edisi Khusus:1–5.

Singleton, I. (2000): Ranging behaviour and seasonal movements of Sumatran orangutans (Pongo pygmaeus abelii) in swamp forests. Ph.D. Thesis. The Durrell Institute of Conservation and Ecology, University of Kent, Canterbury: xi + 196 hlm.

Susanto, T.W. (2006). Pemanfaatan ruang aktivitas antar individu orangutan (Pongo pygmaeus wurmbii, Tiedemann 1808) jantan di Stasiun Penelitian Orangutan Tuanan, Kalimantan Tengah. Skripsi. Fakultas Biologi Universitas Nasional. Jakarta.

van Schaik., C. P., Husson S., Meijaard E., Singleton I., Wich S.A. (2004): The status of the orangutan in Indonesia 2003. Orangutan population and habitat viability assessment: Final report tothe Orangutan Foundation: Jakarta, Indonesia.


Refbacks

  • There are currently no refbacks.