PERILAKU NURI BAYAN (Eclectus roratus) TERHADAP PERUBAHAN KOMPOSISI KOLONI DENGAN USIA YANG BERBEDA

Sari Rahmah Handayani, Rini Rachmatika, Siti Nuramaliati Prijono, Zuliyati Rohmah, Suparno Suparno, Umar Sofyani
| Abstract views: 1444 | PDF (Bahasa Indonesia) views: 2040

Abstract

Penangkaran penting dilakukan untuk mencegah kepunahan burung bayan yang dilindungi dan banyak dimanfaatkan. Pemeliharaan menentukan keberhasilan dari program penjodohan burung. Salah satunya, pola koloni atau pola pasangan. Selain itu, keberhasilan penangkaran tidak lepas dari aspek pakan dan perilaku. Tujuan penelitian ini, yaitu untuk mengetahui respon koloni nuri bayan terhadap penambahan bayan jantan dewasa yang ditinjau dari aspek perilaku dan pakan. Variabel yang diamati adalah perilaku harian, preferensi pakan, serta konsumsi pakan koloni nuri bayan sebelum dan setelah penambahan bayan jantan dewasa. Nuri bayan yang digunakan sebanyak enam ekor yang terdiri dari 2 ekor jantan dan 4 ekor betina. Pengamatan perilaku harian koloni burung bayan dilakukan di Penangkaran Burung, Pusat Penelitian Biologi-LIPI dengan metode scan sampling dan pencatatan dengan metode instantaneous recording. Pengamatan dilakukan selama 16 hari dengan 2 periode, yaitu kontrol dan perlakuan penambahan bayan jantan (8 hari kontrol dan 8 hari perlakuan) mulai pukul 07.30‒15.30 WIB. Penentuan preferensi dan jumlah konsumsi pakan dilakukan dengan penimbangan sisa setiap jenis pakan. Rata-rata suhu dan kelembaban masing-masing pada pukul 07.30 WIB yaitu 25.78 ℃ dan 65.00%, pada pukul 12.00 WIB yaitu 31.65 ℃ dan 42.83%, serta pada pukul 15.30 WIB yaitu 30.65 ℃ dan 44.83%. Koloni burung bayan dengan perlakuan memiliki frekuensi perilaku bertengger, makan, terbang, memanjat, dan interaksi sosial yang lebih tinggi dibandingkan dengan koloni bayan kontrol. Total rata-rata bahan pakan yang dikonsumsi koloni bayan kontrol berdasarkan berat kering sebanyak 145,24 g/koloni/hari, sedangkan pada koloni dengan perlakuan sebesar 154,56 g/koloni/hari. Bahan pakan yang paling disukai oleh koloni bayan adalah jagung dan jumlah konsumsi pakan koloni bayan perlakuan lebih tinggi dibandingkan dengan koloni bayan kontrol.

Keywords

ethogram, instantaneous recording, konsumsi pakan, perilaku harian, scan sampling

References

Alamendah. (2011). Pohon Winong atau Binong (Tetrameles nudiflora). http://www.alamendah.org/2011/04/22/pohon-winong-atau-binong- tetrameles-nudiflora/.

Alikodra HS. 1990. Pengelolaan Fauna. Jilid I. Bogor: PAU-IPB.

Altmann, J. (1974). Observational Study of Behaviour: Sampling Methods. Behaviour. Leiden: Brill

Arndt, T. (1986). Parrots: their life in the wild. Bromlitz: Horst Muller-Verlag Walsrode.

Ashokkumar, K., Elayabalan, S., Shobana, V.G., Sivakumar, P., & Pandiyan, M. (2018). Nutritional value of cultivars of Banana (Musa spp.) and its future prospects. Journal of Pharmacognosy and Phytochemistry, 7(3), 2972-2977.

Bailey. 1984. Principles of Wildlife Management. New York: John Wiley & Sons.

Beehler, B.M., Pratt, T.K., & Zimmerman, D.A. (2001). Burung-Burung di Kawasan Papua. Bogor: Puslitbang Biologi-LIPI.

Beissinger S.R. & Bucher E.H. (1992). Sustainable harvesting of parrots for conservation pp 73-115. In Beissinger, S.R. & Sayder, N.F.R. (Eds) New World parrots in crisis: solutions from conservation biologi. Washington DC: Smithsonian Institution Press.

Carrete, M. & Tella, J.L. (2015). Rapid loss of antipredatory behaviour in captive-bred birds is linked to current avian invasions. Scientific Reports, 5(1), 1-8.

Desmudzat, A.S., Sukandar, P., & Suryanda, A. (2015). Perbandingan perilaku harian burung bayan jantan (Eclectus roratus Müller, 1776) berdasarkan keberadaan pejantan pesaing di Taman Margasatwa Ragunan. Bioma, 12(1), 67-72.

Forshaw, J.M. & Cooper, W.T. (1989). Parrots of The World. Australia: Lansdowne Editions.

Forshaw J. (2010). Parrots of the World. Neptune, New Jersey: Princeton University Press.

Garsetiasih, R. & Takandjandji, M. (2006). Konsumsi dan Palatabilitas Pakan Burung Bayan Sumba (Eclectus roratus cornelia Bonaparte) di Penangkaran. Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam, 3(1), 75-82.

Gill, F., Donsker, D., & Rasmussen, P. (Eds). (2020). IOC World Bird List (v10.2). doi:10.14344/IOC.ML.10.2. https://www.worldbirdnames.org/. [Diakses 1 Juli 2021].

Heinsohn, R. & Legge, S. (2003). Breeding biology of the reverse-dichromatic, co-operative parrot Eclectus roratus. Journal of Zoology, 259, 197–208.

Homberger, D.G. (2006). Classification and status of wild populations of parrots. In Andrew U. Luescher (Ed.) Manual of parrot behavior. USA: Blackwell Publishing.

BirdLife International. (2019). Eclectus roratus. The IUCN Red List of Threatened Species 2019: e.T155072212A155636053. https://dx.doi.org/10.2305/IUCN.UK.2019-3.RLTS.T155072212A155636053.en. Downloaded on 21 July 2021.

Juniper, T. & Parr, M. (1998). Parrots: A Guide to the Parrots of the World. Robertsbridge: Pica Press.

Kartikasari, S.N., Marshall, A.J., & Beehler, B. (2007). Ekologi Papua (No 6). Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia.

Kuang, H., Yang, F., Zhang, Y., Wang, T., & Chen, G. (2018). The Impact of Egg Nutrient Composition and Its Consumption on Cholesterol Homeostasis. Cholesterol, 2018, 6303810. https://doi.org/10.1155/2018/6303810

Magno, M.N. (2015). Housing, Environment, and Public Awareness. Avian Medicine. Missouri: Elsevier

Martin, P. & Bateson, P. (2007). Measuring behavior introductory guide. Third edition. Sydney: Cambridge University Press.

McGuire, M. & Beerman, K.A. (2012). Nutritional sciences: From fundamentals to food. Belmont, CA: Thomson/Wadsworth.

Minias, P., Gach, K., Włodarczyk, R., Bartos, M., Drzewińska-Chańko, J., Rembowski, M., Jakubas, D., & Janiszewski, T. (2020). Colony size as a predictor of breeding behaviour in a common waterbird. Plos one, 15(11), e0241602.

Nurhakim, S. & Abdurohman, D. (2014). Dunia Burung dan Serangga: Mengenal Fakta Sains dan Keunikannya. Jakarta: Bestari.

Prahara, W. (1998). Sukses Memelihara Burung. Jakarta: Penebar Swadaya.

Prijono, S.N., Masyud, B., Rachmatika, R., & Suparno. (2020). Burung Bayan (Eclectus roratus): Bioekologi, Pakan, Reproduksi dan Pelestariannya. Bogor: IPB Press.

Revilia, W., Nugroho, A., & Kaswinarni, F. (2017). Aktivitas Burung Nuri Bayan (Eclectus roratus) di Wildlife Rescue Centre Kulon Progo Yogyakarta. Semnas Sains & Entrepreneurship IV (pp. 534-542). Semarang: Program Studi Pendidikan Biologi, Universitas PGRI Semarang.

Soemadi, W. & Mutholib, A. (1995). Pakan burung. Jakarta: Penebar Swadaya.

Setyowati, A.B., Sreiyanto, A., Asma, A.W., Santosa, A., Aliadi, A., Steni, B., Wulandari, C., Indraswati, E., Hanif, F., Alexander, H., Arsyad, I., Adi, N., Nurmawanti, S., Ramono, W., & Sukmantoro, W. (2008). Konservasi Indonesia-Sebuah Potret Pengelolaan dan Kebijakan. Jakarta: Pokja Kebijakan Konservasi.

Takandjandji, M., Kayat, K., & Njurumana, G.N.D. (2010). Perilaku Burung Bayan Sumba (Eclectus roratus cornelia Bonaparte) di Penangkaran Hambala, Sumba Timur, Nusa Tenggara Timur. Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam, 7(4), 357-369.

Takandjanji, M. & Sutrisno, E. (2011). Keberhasilan pelestarian ex-situ burung bayan sumba (Eclectus roratus cornelia). Prosiding Ekspose/Hasil-Hasil Penelitian BPK Kupang.

Van Balen, B., Kilmaskossu, A., & Puradyatmika, P. (2015). A Guide to The Birds of The Mimika Region - Papua, Indonesia. Papua: PT Freeport Indonesia.

Verhulst, S., Geerdink, M., Salomons, H.M., & Boonekamp, J.J. (2014). Social life histories: jackdaw dominance increases with age, terminally declines and shortens lifespan. Proceedings of the Royal Society B: Biological Sciences, 281(1791), 20141045.

Warsito, H. & Bismark, M. (2010). Penyebaran dan Populasi Burung Paruh Bengkok pada Beberapa Tipe Habitat di Papua. Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam, 7(1), 93-102.


Refbacks

  • There are currently no refbacks.