AMFIBI DI CAGAR ALAM LEUWEUNG SANCANG, JAWA BARAT, INDONESIA

Fajar Kaprawi, Farits Alhadi, Fitriah Basalamah, Ona Noerwana, Tom Kirschey, Tatang Mitra Setia, Amir Hamidy
| Abstract views: 1344 | PDF (Bahasa Indonesia) views: 977

Abstract

Cagar Alam Leuweung Sancang merupakan cagar alam yang terletak di bagian selatan dari Kabupaten Garut, tepatnya Kecamatan Cibalong, Jawa Barat. Keanekaragaman flora dan fauna pada kawasan ini diketahui tinggi. Chirixalus pantaiselatan merupakan jenis baru yang ditemukan dan menunjukkan bahwa amfibi di kawasan ini belum sepenuhnya terungkap. Pengumpulan data dalam survei ini menggunakan metode Visual Encounter Survey (VES) yang dipadukan dengan sistem transek sampling yang dilakukan secara purposive berdasarkan tipe habitat. Survei dilakukan pada dua lokasi, yaitu Cijeruk dan Cikalongberan dengan waktu survei selama lima hari. Selain data amfibi, diukur juga komponen habitatnya meliputi cuaca, suhu udara, kelembaban, dan pH air. Berdasarkan hasil survei, ditemukan sebanyak 82 individu yang terdiri dari 4 suku dan 11 jenis dengan indeks keanekaragaman Shannon-Wiener (H') keseluruhan sebesar 1,59. Hasil perhitungan tersebut juga tidak berbeda siginifikan pada masing-masing lokasi survei. Suhu pada lokasi survei berkisar antara 29,9ºC hingga 33,2ºC dengan kelembaban cukup tinggi antara 69,1 - 85,8%, serta pH air antara 6-7. Jenis amfibi yang paling umum ditemukan pada lokasi survei, yaitu Chirixalus pantaiselatan sebanyak 38 individu. Sementara itu, jenis amfibi dengan jumlah temuan paling sedikit, yaitu Indosylvirana nicobariensis, Fejervarya iskandari, Ingerophrynus biporcatus, Limnonectes macrodon, Kaloula baleata, dan Polypedates leucomystax dengan masing-masing sebanyak satu individu.

Keywords

Anura, Cagar Alam, Garut, Keanekaragaman, Leuweung Sancang

References

Alikodra, H. S. (2010). Pengelolaan Satwa Liar dalam Rangka Mempertahankan Keanekaragaman Hayati Indonesia. Bogor: IPB Press.

American Museum of Natural History. (2022). Amphibian Species of the World 6.1, [Online]. Diambil dari https://amphibiansoftheworld.amnh.org/ [1 Maret 2022].

Cappenberg, H. A. W. (2008). Moluska Bentik di Perairan Muara Sungai Cisadane, Tangerang, Banten, Oseanologi dan Limnologi di Indonesia. Di dalam Broto, B. W. & Subeno. (2012). Keanekaragaman Jenis Herpetofauna di Seksi Pengelolaan Taman Nasional (SPTN) I, Alas Purwo, Banyuwangi, Jawa Timur. Widyariset, 15(3), 519-526.

Bobi, M., Erianto & Rifanjani, S. (2017). Keanekaragaman Herpetofauna di Kawasan Tambling Wildlife Nature Conservation (TWNC) Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (TNBBS) Pesisir Barat Lampung. Jurnal Hutan Lestari, 5(2), 348-355.

Crump, M. L. & Scott, N. J. (1994). Visual Encounter Surveys in Measuring and Monitoring Biological Diversity Standard Methods for Amphibians. Washington: Smithsonian Institution Press.

Inger, R. F. & Stuebing, R. B. (2005). A field Guide to the Snakes of Borneo. Kota Kinabalu: Natural History Publications (Borneo).

Iskandar, D. T. (1998). Amfibi Jawa dan Bali–Seri Panduan Lapangan. Bogor: Puslitbang LIPI.

Iskandar, D. T. & Erdelen, W. R. (2006). Conservation of Amphibians and Reptiles in Indonesia : issues and problems. Amphib. Reptile Conserv, 4(1), 60-93.

International Union for Conservation of Nature [IUCN]. (2022). IUCN Redlist of Threatened Species. Diambil dari https://www.iucnredlist.org/ [1 Maret 2022].

Jeffries, M. J. (1997). Biodiversity and Conservation. London: Routledge.

Kurniati, H., Crampton, W., Goodwin, A., Lockett, A. & Sinkins, S. (2001). Herpetofauna Diversity of Ujung Kulon National Park an Inventory Result in 1990. Berk. Penel. Hayat, 6, 113-128.

Kusrini, M. D. (2007). Konservasi Amfibi di Indonesia: Masalah Global Dan Tantangan. Media Konservasi, XII(2), 89-95.

Kusrini, M. D. (2008). Pedoman Penelitian dan Survei Amfibi di Alam. Bogor: Fakultas Kehutanan IPB.

Munir, M., Hamidy, A., Kusrini M. D., Kennedi, U. F., Ridha, M. A., Qayyim, D. I., Rafsanzani, R. & Nishikawa, K. (2021). A New Species of Chirixalus Boulenger, 1893 (Anura : Rhacophoridae) from the Lowland Forests of Java. Raffles Bulletin of Zoology, 69, 219-234.

Mustari, A. H. (2019). Flora dan Fauna Cagar Alam Leuweung Sancang. Bogor: IPB Press.

Odum, E. P. (1996). Dasar-Dasar Ekologi Edisi ke-3. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.

Ridha, M. A., Kennedy, U. F., Qayyim, D. I., Rafsanzani, R., Manurung, R., Nusantara, M. G. G., & Kurniawan, M. (2017). KPH dan GO-ARK. Warta Herpetofauna, IX(3), 28-30.

Setiawan, W., Prihatini, W. & Wiedarti, S. (2019). Keragaman Spesies dan Persebaran Fauna Anura di Cagar Alam dan Taman Wisata Alam Telaga Warna. Ekologia, 19(2), 73-79.

Soegianto, A. 1994. Ekologi Kuantitatif. Surabaya: Usaha Nasional.

Urbina-Cardona, J. N., Olivares-Pe’rez, M. & Reynoso, V. C. H. (2006). Herpetofauna Diversity and Microenvironment Correlates Across a Pasture-Edge-Interior Ecotone in Tropical Rainforest Fragments in the Los Tuxtlas Biosphere Reserve of Veracruz, Mexico. Biological Conservation, 132, 61-75.

Yudha, D. S., Eprilurahman, R., Asti, H. A., Azhar, H., Wisudhaningrum, N., Lestari, P., Markhamah, S.& Sujadi, I. (2019). Keanekaragaman Katak dan Kodok (Amphibia: Anura) di Suaka Margasatwa Paliyan, Gunung Kidul, Yogyakarta. Jurnal Biologi Udayana, 23(2), 59-66.


Refbacks

  • There are currently no refbacks.