KEANEKARAGAMAN HERPETOFAUNA PADA BEBERAPA TIPE HABITAT DI TAMAN NASIONAL KUTAI, KALIMANTAN TIMUR
Abstract
Taman Nasional Kutai, Provinsi Kalimantan Timur merupakan salah satu kawasan konservasi dengan habitat yang beragam serta potensi keanekaragaman jenis herpetofauna yang tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan komposisi jenis herpetofauna, membandingkan keanekaragaman herpetofauna, serta menduga faktor-faktor lingkungan yang menentukan kehadiran herpetofauna pada pada berbagai tipe habitat di Taman Nasional Kutai. Pengamatan dilakukan menggunakan metode Visual Encounter Survey (VES) berdasarkan waktu yang dikombinasikan dengan jalur transek di mangrove, hutan dataran rendah, hutan kerangas, dan hutan rawa. Hasil penelitian mendapatkan 28 jenis reptil dari 9 famili serta 22 jenis amfibi yang berasal dari 6 famili. Hutan dataran rendah memiliki keanekaragaman serta kekayaan tertinggi (H’reptil =2,43; H’amfibi = 2,63). Kesamaan jenis antara empat tipe habitat sangat rendah yang menunjukkan bahwa setiap tipe habitat hanya mendukung jenis tertentu. Faktor lingkungan yang dominan memengaruhi kehadiran jenis-jenis reptil di jalur akuatik adalah kecepatan arus air, pH air, dan intensitas cahaya, sedangkan faktor lingkungan yang memengaruhi di jalur terestrial adalah ketebalan serasah, tutupan tajuk pohon, dan jarak jalur ke sumber air. Untuk amfibi, faktor dominan yang paling berperan dalam kehadiran jenis, yaitu kelembaban relatif (jalur terestrial) dan keberadaan substrat batu (jalur akuatik).
Keywords
Full Text:
PDF (Bahasa Indonesia)References
Abdulhadi, R., Widjaja, E. A., Rahayuningsih, Y., Ubaidillah, R., Maryanto, I., & Rahajoe, J. S. (2014). Kekinian keanekaragaman Hayati Indonesia. Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Kementerian PPN/ Bappenas, Kementerian Lingkungan Hidup.
BALAI TN KUTAI. (2017). Statistik Taman Nasional Kutai tahun 2017. Bontang (ID): Balai Taman Nasional Kutai.
[BTNK] Balai Taman Nasional Kutai. (2017a). Pengelolaan Jangka Panjang Taman Nasional Kutai. Bontang(ID): Balai Taman Nasional Kutai.
[BTNK] Balai Taman Nasional Kutai. (2017b). Statistik Balai Taman Nasional Kutai. Bontang(ID): Balai Taman Nasional Kutai.
Das, I. (2004). Lizards of Borneo. Natural History Publication.
Das, I. (2006). A Photographic Guide to Snakes & Other Reptiles of Borneo. New Holland Publishers (UK) Ltd.
Das, I. (2007). Amphibians and Reptiles of Brunei. Sabah (MY). Natural History Publications.
De Rooij, N. (1915). The Reptiles of The Indo-Australian Archipelago: Lacertilia, Chelonia, Emydosauria. Leyden: E. J. Brill
Dunson, W. A. (1977). Tolerance to high temperature and salinity by tadpoles of the Phillipine frog, Rana cancrivora. Copeia, 1977, 375–378.
Frost, D. R. (2018). Amphibian Species of the World: An Online Reference Version 6.0 [27 Mei 2019]. Diambil dari http://research.amnh.org/herpetology/amphibia/index.html. American Museum of Natural History, New York, USA
Gardner, T. A., Ribeiro-Junior, M. A., Barlow, J., Avila-Pires, T. C. S., Hoogmoed, M. S., & Peres, C. A. (2007). The Value of Primary, Secondary, and Plantation Forests for a Neotropical Herpetofauna. Conservation Biology, 21(3), 775–787.
Hammer, Ø., Harper, D.A.T., & Ryan, P.D. (2009). Past - Paleontological statistics software package for education and data analysis, version 3.24 (Internet). Diakses pada 2019 juni 18. Tersedia pada http://folk.uio.no/ohammer/past.
[HIMAKOVA] Himpunan Mahasiswa Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata Institut Pertanian Bogor. (2017). Laporan Ilmiah Studi Konservasi Lingkungan (SURILI) 2017. Bogor (ID): IPB Press.
Inger, R. F. & Stuebing, R. B. (2005). A Field Guide to the Frogs of Borneo Second Edition. Borneo: Natural History Publication.
Iskandar, D. T. (2000). The amphibians and reptiles of Malinau Region, Bulungan East Kalimantan. Jakarta (ID): Center of International Forestry Research.
Iskandar, D. T. & Syah, F. (2008). Panduan lapangan amfibi dan reptil di area Mawas Propinsi Kalimantan Tengah. Palangkaraya [ID]: BOS Foundation.
Kurniawan, N., Roziah, N., Fauzi, M.A., & Kurnianto, A.S. (2017). From little known area to the extinction race: a survey of herpetofauna in Frevab, Kutai National Park, Indonesia. AIP Conference Prosiding, 1-7.
Kissinger, Zuhud, E. A. M., Darusman, L. K., & Siregar, I. Z. (2013). Keanekaragaman jenis tumbuhan obat dari hutan kerangas. Jurnal Hutan Tropis, 1(1), 17-23.
Kusmana, C. & Hikmat, A. (2015). Keanekaragaman hayati flora di Indonesia. Jurnal Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan, 5(2), 187-198.
Kusrini, M. D. (2019). Pedoman Penelitian dan Survey Herpetofauna di Alam. Bogor (ID): Fakultas Kehutanan IPB.
Kusrini, M. D. (2013). Panduan Bergambar Identifikasi Amfibi Jawa Barat. Bogor [ID]: Institut Pertanian Bogor.
Leps, J. & Smilauer, P. (2003). Multivariate Analysis of Ecological Data using Canoco. Cambridge (UK): Cambridge University Press.
MacKinnon, K., Hatta, G., Halim, H., & Mangalik, A. (1996). The Ecology of Kalimantan. Singapore [SG]: Periplus Editions.
Mardhiana, Yakup, P., Renih, H., & Dwi, P. P. (2012). Karakteristik dan kemelimpahan nepenthes di habitat miskin unsur hara. Jurnal Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan, 1(1), 50-56.
Niasari, N. & Latief, A. (2003). Gigitan ular berbisa. Sari Pediatri, 5(3), 92-98.
Paoletti, A., Darras, K., Jayanto, H., Grass, I., Kusrini, M., & Tscharntke, T. (2018). Amphibian and reptile communities of upland and riparian sites across Indonesian oil palm, rubber and forest. Global Ecology and Conservation, 16, e00492.
Pough, F. H. (2007). Amphibian biology and husbandry. ILAR, 48(3), 203-211.
Primack, R., Supriatna, J., Indrawan, M., & Kramadibrata, P. (1998). Biologi Konservasi. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.
Ramdani, Kusrini, M. D., Prasetyo, L. B. (2021). Mapping the distribution of saltwater crocodile (Crocodylus porosus) and risks of human-crocodile conflicts in settlements around kutai national park, East Kalimantan. Media Konservasi, 26(1), 52-62.
Reza. F. (2018). Keanekaragaman Ular Pitviper Sumatera (Serpentes: Viperidae: Crotalinae) Berdasarkan Ketinggian di Sumatera Barat. Journal of Tropical Biodiversity and Biotechnology, 3(2), 49-56.
Ridha, M. A., Kusrini, M. D., Mardiastuti, A., & Karraker, N. (2021). The Amphibians and Reptiles of Rawa Aopa Watumohai National Park, Southeast Sulawesi. Media Konservasi, 26(2), 128–138.
Sumargo, W., Nanggara, S. G., Nainggolan, F. A., & Apriani, I. (2011). Potret Keadaan Hutan Indonesia Periode Tahun 2000-2009. Jakarta (ID): Forest Watch Indonesia.
Suwarto, Prasetyo L. B., Kartono, A. P. (2016). Kesesuaian habitat bekantan (Nasalis larvatus Wurmb, 1781) di hutan mangrove Taman Nasional Kutai, Kalimantan Timur. Bonorowo Wetlands, 6(1), 12-25.
Uetz, P., Freed, P., & Hošek, J. (2017). The Reptile Database (Internet). Diakses pada 2019 juni 18. Tersedia pada http://www.reptile-database.org.
van Dijk, P. P., Iskandar, D., Lau, M. W. N., Huiqing, G., Baorong, G., Kuangyang, L., Wenhao, C., Zhigang, Y., Chan, B., Dutta, S., Inger, R. F., Manamendra-Arachchi, K., & Khan, M. S. (2004). Duttaphrynus melanostictus (errata version published in 2016). The IUCN Red List of Threatened Species 2004: e.T54707A86445591. https://dx.doi.org/10.2305/IUCN.UK.2004.RLTS.T54707A11188511.en. Diakses pada 24 Februari 2019.
Veith, M., Wulfraat, S., Kosuch, J., Hallmann, G., Helkel, H. W., Sound P., Samsu, Rudhimanto, L., & Iskandar, D. (2004). Amphibians of the Kayan Mentarang National Park (East Kalimantan, Indonesia): estimating overall and local species richness. Tropical Zoology, 17(1), 1-13.
Refbacks
- There are currently no refbacks.